Senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu, ahad
SENIN
Kukira aku masih kanak seperti beberapa hari kemarin. Tiap ahad kerjaanku menatap layar kaca sembari berekspresi berbagai imajinasi kala itu. Namun, beberapa hari telah berlalu dan sepertinya tak banyak yang berubah dariku. Aku masih saja berfantasi dengan negeri mimpi. Sadar, satu hal yang membedakan dengan aku di kemarin hari. Dulu aku yg sangat mungil diantara lawan sebaya, tapi kini sudah tak terkira tingginya. Tiap malam aku seperti menangis, ternyata bukan hanya tinggiku yang sudah berubah, akan tetapi diri ini juga semakin meninggi ke angkasa. Angkasa yang tak memiliki ujung. Sebuah angkasa yg wajib kita percayai.
Ini hidup, ini mimpi, harusnya aku bisa membedakan dan bisa menyesuaikan. Apakah selamanya aku hanya akan bersembunyi di balik mimpi? Sepertinya tidak begitu. Walau begitu seharusnya hidup ini "seindah impian" (senin). Meski impian yang kita bayangkan tak seindah rencana-Nya, tapi aku juga percaya pada kodrat manusia yang ditakdirkan untuk bisa bermimpi. Tak ada salahnya kan aku bermimpi? Bermimpi di kala aku terjaga. Bukan mimpi di saat aku terlelap. Mimpi di saat terjaga sangat mudah, tapi mimpi di kala terlelap sangat sulit di lakukan seperti keinginanku. Seperti kemarin, sebuah mimpi yang tak aku inginkan. Mimpi di saat aku bisa tau sebuah nama yang seharusnya tidak kuketahui. Wajahnya saja tidak kelihatan. Tapi nama itu bisa ku genggam sampai aku terbangun. Baru kali ini bisa seperti itu. Aku tak suka mimpi itu, itu merusak mimpiku. Mimpiku yang indah saat bertemu denganmu. Harus dia rusak dengan mudahnya. Aku pun berlalu, beranjak dan bangun. Ternyata hanya mimpi. terasa lega, biarpun tak sepenuhnya lega. Percaya dan berdoa saja pada Dia, yang maha punya mimpi. Tak sekedar mimpi yang Ia punya, tapi masa depan yang indah pun bisa diciptakanNya. Semoga hidupku "seindah impian" -senin-.
........
Komentar
Posting Komentar